1. TOKOH ARSITEKTUR: LE CORBUSIER
Nama Corbusier udah pasti ngga asing lagi di telinga orang Indonesia.
Secara namanya menjadi last name dari Master sulap yang terkenal yaitu
Dedi Corbusier. Tapi, tahukah kalo nama Corbusier itu sendiri secara
etimologi nggak ada hubungannya sama sulap. Karena Charles Edouard
Jeanneret yang dijuluki Le Corbusier itu memang bukan pesulap. Tapi,
dengan kemampuan dan kontribusinya dalam bidang arsitektur ia berhasil
menyulapkan hampir sebagian besar bangunan di dunia ini bertema
international style yang diusungnya.
Arsitek kelahiran Swiss, 6 Oktober 1887 ini ternyata tak hanya jago
merancang-rancang bangunan tapi juga seorang perancang kawasan, pelukis,
pematung, penulis, dan perancang furnitur modern. Dan pada awal
kariernya ia memutuskan untuk mencari pengalaman di tempat lain agar
kreatifitasnya lebih berkembang. Karena memiliki pola pikir yang jauh ke
depan itulah yang membuatnya wawasannya lebih kaya yang berakibat pada
hasil karyanya yang sangat bermanfaat bagi dunia arsitektur hingga
sekarang.
Ialah orang yang berdedikasi tinggi pada desain bangunan di kawasan
pemukiman padat penduduk yang kini menjadi hal yang sangat dibutuhkan
mengingat jumlah penduduk yang semakin banyak.
Karya-karya arsitek yang berprinsip "semua bangunan harusnya berwarna putih" ini antara lain:
-Kursi Chaise longue 'LC4'
-Domino House
-Villa Savoye, Poissy-sur-Seine, Prancis
-Unite d'Habitation, Marseille, Prancis
-Chapelle Notre Dame du Haut, Ronchamp, Prancis
2. Arsitek - PHILIP JOHNSON
Philip Cortelyou Johnson atau lebih dikenal dengan nama Philip Johnson
adalah salah satu arsitek dari Amerika yang sangat berpengaruh dalam
dunia Arsitektur. Dengan kacamatanya yang tebal, berbingkai bundar,
Philip Johnson adalah tokoh yang paling dikenal di dunia arsitektur
Amerika selama beberapa dekade.
Philip Johnson (8 Juli 1906 - 25 Januari 2005) lahir di Cleveland, Ohio.
Pada awalnya, Philip Johnson bukanlah seorang arsitek, dia bekerja
sebagai kritikus, penulis, sejarawan dan seorang direktur museum. Dia
meraih gelar A.B. dalam sejarah arsitektur dari Universitas Harvard yang
tertarik pada Sejarah dan Filsafat, terutama pada karya Pra-Sokrates.
Pada tahun 1949, setelah beberapa tahun sebagai direktur utama Museum of
Modern Art di Departemen Arsitektur, dia merancang rumah tinggal untuk
dirinya di New Canaan, Conecticut untuk tesis meraih gelar masternya.
Rumah tinggal tersebut sekarang lebih dikenal dengan nama Glass House.
Pada tahun 1928, Philip Johnson bertemu dengan arsitek Ludwig Mies van
der Rohe, yang pada saat itu sedang merancang German Pavilion untuk
Barcelona Internasional Exposition 1929. Pertemuan dengan Ludwig Mies
van der Rohe inilah yang akhirnya membuat jalan Philip Johnson dalam
dunia arsitektur. Pada awalnya bahkan Philip Johnson pernah menugaskan
Ludwig Mies van der Rohe untuk mendesain apartemennya di New York.
Kemudian dia berkolaborasi dengan Mies mendesain bangunan tinggi terbaik
yakni Gedung Seagram, New York.
Pada tahun 50an merevisi pandangan sebelumnya, yang mencapai puncaknya
sebagai salah satu bangunan yang paling kontroversial dalam karirnya,
yakni Kantor Pusat AT & T di New York dengan apa yang disebut dengan
"Chippendale"
Philip Johnson bergabung dengan John Burgee dari tahun 1967 sampai 1987.
Dalam 20 tahun ini tidak ada karya yang fenomenal. Tahun 1989, Philip
Johnson lebih banyak mengabdikan waktunya untuk proyek-proyeknya
sendiri, walaupun dia masih semi-pensiun dari John Burgee Architects.
Desain yang paling terakhir adalah untuk Sekolah Seni Rupa Seton Hill
College di Greensburg, Pennsylvania.
Beberapa karya dari Philip Johnson adalah:
* Johnson House at Cambridge, "The Arch Street House", Cambridge, Massachusetts (1942–1943)
* Booth (Damora) House, "The Booth House", Bedford Village, New York (1946)
* Johnson House, "The Glass House", New Canaan, Connecticut (1949)
* John de Menil House, Houston, Texas (1950)
* Rockefeller Guest House for Abby Aldrich Rockefeller, New York City, New York (1950)
* Seagram Building, New York City, New York (in collaboration with Mies van der Rohe; 1956)
* The Four Seasons Restaurant, New York City, New York (1959)
* Expansion of St. Anselm's Abbey, Washington, D.C. (1960)
* Museum of Art at Munson-Williams-Proctor Arts Institute, Utica, New York (1960)
* Abby Aldrich Rockefeller Sculpture Garden at The Museum of Modern Art, New York City, New York
* Sheldon Museum of Art, Lincoln, Nebraska (1963)
* New York State Theater (renamed David H. Koch Theater) at Lincoln
Center, New York City, New York (with Richard Foster; 1964)
* Amon Carter Museum, Fort Worth, Texas (1961; also expansion in 2001)
* New York State Pavilion for the 1964 New York World's Fair, New York City, New York (1964)
* Kreeger Museum, Washington, D.C. (with Richard Foster; 1967)
* Main campus mall at the University of Saint Thomas, Houston, Texas
* Elmer Holmes Bobst Library at New York University, New York City, New York (1967–1973)
* John Fitzgerald Kennedy Memorial, Dallas, Texas (1970)[6]
* IDS Center, Minneapolis, Minnesota (1972)
* Art Museum of South Texas, Corpus Christi, Texas (1972)
* Johnson Building at the Boston Public Library, Boston, Massachusetts (1973)
* Fort Worth Water Gardens, Fort Worth, Texas (1974)
* Pennzoil Place, Houston, Texas (1975)
* Dorothy and Dexter Baker Center for the Arts at Muhlenberg College, Allentown, Pennsylvania (1976)
* Thanks-Giving Square, Dallas, Texas (1976)
* 101 California Street, San Francisco, California (Johnson/Burgee Architects; 1979–1982)
* Neuberger Museum of Art at the State University of New York at Purchase, Purchase, New York
* Crystal Cathedral, Garden Grove, California (1980)
* Tata Theatre, National Centre for the Performing Arts, Mumbai, India (1980)
* Metro-Dade Cultural Center, Miami, Florida (1982)
* Chapel of St. Basil and the Academic Mall at the University of St. Thomas, Houston, Texas
* Republic Bank Center (renamed Bank of America Center), Houston, Texas (1983)
* Transco Tower (renamed Williams Tower), Houston, Texas (1983)
* Cleveland Play House, Cleveland, Ohio (extension; 1983)
* Wells Fargo Center, Denver, Colorado (1983)
* PPG Place, Pittsburgh, Pennsylvania (1984)
* The Gerald D. Hines College of Architecture, University of Houston, Houston, Texas (1985)
* Lipstick Building, New York City, New York (1986)
* Comerica Bank Tower, Dallas, Texas (1987)
* 190 South LaSalle Street, Chicago, Illinois (John Burgee Architects, Philip Johnson Consultant; 1987)
* Gate of Europe, Madrid, Spain (John Burgee Architects, Philip Johnson Consultant; 1989–1996)
* 191 Peachtree Tower, Atlanta, Georgia (John Burgee Architects, Philip Johnson Consultant; 1990)
* The Museum of Television & Radio (renamed Paley Center for Media), New York City, New York (1991)
* Chapel of St. Basil at the University of St. Thomas, Houston, Texas (with John Manley, Architect; 1992)
* Science and Engineering Library at Ohio State University, Columbus, Ohio (1992)
* AEGON Center, Louisville, Kentucky (John Burgee Architects, Philip Johnson Consultant; 1993)
* One Detroit Center, Detroit, Michigan (John Burgee Architects, Philip Johnson Consultant; 1993)
* Visitor's Pavilion, New Canaan, Connecticut (1994)
* Turning Point at Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio (1996)
* Philip-Johnson-Haus, Berlin, Germany (1997)
* First Union Plaza, Boca Raton, Florida (2000)
* Interfaith Peace Chapel on the Cathedral of Hope campus, Dallas, Texas (2010)
3. arsitek Michael Graves
Lahir di Indianapolis dan mendalami arsitektur di University of
Cincinnati dan Havard University. Konsep Graves adalah menafsirkan ualng
gaya rasional yang diperkenalkan oleh Le Corbusier pada tahun 1920-an
menjadi gaya neoklasik yang kemudian dia mengembangkan paham ekletik
yang mengasbtrakkan bentuk-bentuk historikal dan menekankan penggunaan
warna. Graves tidak memperdulikan akar-akar modernisme dan menghasilkan
suatu visi klasisme yang kontras atau ironis dimana bangunan-bangunannya
hanya menjadi klasik dalam hal massa dan susunan. Dia menerapkan humor
sebagai bagian dari arsitektur. Rancangan-rancangannya yang terakhir
dianggap oleh banyak ornag tidak berselera dan banyak imitasi belaka.
Salah satu karya Michael Graves adalah Public Service Building
(1980-1982) di Portland, Oregon. Bangunan ini memiliki bentuk yang
global, sangat sederhana seperti kotak atau blok ada yang mengatakan
seperti sebuah kado natal raksasa dan ada yang mengataka seperti dadu.
…..
Kotak seperti dadu bagian utama dari The Portland terletak di atas unit
di bawahnya seolah-olah ada sebuah tumpuan berwarna biru kehijauan,
kontras dengan warna atasnya coklat susu cerah. Di bagian atas atau
atapnya yang datar terdapat konstruksi seperti rumah-rumahan kecil mirip
seperti kuil-kuil dari arthemis Yunani beratap piramid dan pelana.
4. Charles Moore
Salah satu karyanya adalah
Piazza d’italia (1975-1980) sebuah taman atau ruang terbuka dalam rangka
renovasi kawasan kumuh di New Orelans Amerika Serikat, ditujukan untuk
para imigran Italia yang mendominasi daerah tersebut.
Denah bangunannya berupa lingkaran, diperkuat dengan garis-garis
melingkar pada lantai dengan warna dari bahan pada tengah taman di buat
model tanah Italia yang berbentuk seperti sepatu tinggi, dikelilingi
kolam menggambarkan laut mediterania. Unsur modern art deco dimasukkan
dalam beberapa kepala kolom di sela-sela kolom-kolom Italia tersebut.
5. Aldo Rossi
Berasal dari Milan Italia, lahir tahun 1913. Selain sebagai arsitek
praktisi, pengajar juga banyak karya-karya tulisnya baik mengenai
arsitektur kota maupun arsitektur. Karya-karyanya adalah:
· Teather Dunia I (II Teantro del mondo) 1978 di Venesia
Venesia ini merupakan kota kuno abad pertengahan di Italia, termasyur
dengan keunikannya “terapung” di laut. Denahnya bujur sangkar 9,5 x 9,5
m2 di atas plarform semacam rakit 25 x 25 m. Bagian utamanya tingginya
11 m, di atasnya terdapat sebuah menara berdenah segi delapan setinggi 6
m, atapnya kerucut berisi delapan.
· Teater Carlo Felice (1983-1989) di Genoa Italia
Teater ini dibangun oleh Rossi bersama tiga arsitek lain yaitu I.
Gardell, F. Reinhart dan A. Sibilia, dengan menggabungkan elemen-elemen
klasik Yunani Ranaissance dengan elemen modern. Pemakaian unsur lama
ciri arsitektur Post Modern antara lain gotic, terdapat dalam sebuah
kerucut yang aneh, karena diletakkan di dalam di atas lobby utama.
6. Ricardo Bofil
Merupakan arsitek kelahiran Barcelona Spanyol. Salah satu karyanya adalah:
· The Palace of Abraxas (1978-1983)
Adalah sebuah apartemen modern di Marnella-la-Valle, sebuah kota baru di
pinggiran timur Kota Paris. Apartemen ini terdiri atas dua unit dengan
bentuk dan tata letak yang sangat unik, yang satu denahnya bagian dari
setengah lingkaran, yang lain berupa blok di tengah bawah kosong seperti
arc de triomphe. Bagian atas dari apartemen berlantai sepuluh terdapat
balkon, balustradenya di beri alur-alur seolah-olah seperti kepal dari
kolom Yunani.
Arsitektur Post Modern di Indonesia
Banyak yang menyambut kedatangan Arsitektur Post Modern
Indonesia dengan gembira. Mengikuti harapan yang diutarakan di tempat
awal munculnya aliran tersebut, Arsitektur Post Modern Indonesia juga
diperkirakan mampu menembus dominasi aliran Internasional Style yang
berjaya di Indonesia sejak tahun 70-an. Untuk itu beberapa artikel
ditulis di majalah-majalah populer di Jakarta mengenai aliran ini dengan
optimistik.
Arsitektur Post Modern sendiri diperkirakan muncul sekitar
tahun 50-an di Eropa dan Amerika dalam wujud yang masih kasar dan
kurang meyakinkan untuk diperhitungkan sebagai bibit unggul. Karena itu,
tidak ada satupun sejarawan yang mengangkat dan membicarakannya, sebab
mreka disibukkan dengan pekerjaan mengamati perkembangan Gerakan Modern
yang ketika itu sudah menampakkan potensinya sebagai kekuatan baru di
bidang arsitektur. Karya-karya itu mulai dibicarakan kembali setelah
sebuah bentuk baru karya arsitektur mulai nampak di antara sejumlah
karya-karya beraliran International Style. Itu berlangsung dalam periode
70-an dan semakin insentif pemunclan dalam sepuluh tahun terakhir ini.
Kalau mengambil pokok-pokok pikiran post modern untuk
meninjau keadaan dan perkembangan arsitektur di Indonesia, maka
arsitektur post modern sudah ada di Indonesia sejak tahun 1970-an,
melalui pandangan dan karya dari Y.B. Mangunwijaya. Di sini Y.B.
Mangunwijaya menghadirkan karya arsitektur yang tergolong ke dalam sub
langgam post modern.
Awalnya kedudukan arsitektur post modern di Indonesia bisa
dilihat sebagai komoditi oleh kelompok masyarakat tertentu saja, yang
hanya berkecimpung aktif dalam pembangunan ekonomi. Arsitektur Post
Modern di Indonesia hanya dianggap sebagai hasil fancy atau
minderwertigkeits-kompleks negara berkembang karena takut disebut
terbelakang.
Kecenderungan yang kuat pada arsitektur post modern di
Indonesia hanya bertumpu pada figurativism atau graphism seperti yang
muncul pada Delta Plaza Surabaya, Gedung Universitas Atmajaya Jakarta
atau gedung-gedung lainnya di jalan Kuningan Jakarta. Post Modern di
Indonesia dilihat oleh arsitek sebagai gerakan Internasional, yang tidak
menawarkan konsep baru tentang ruang dan lingkungan yang menjadi tempat
keberadaan manusia, tetapi lebih pada bungkus sosok yang dapat
ditelusuri dari Modernisme.
Post Modern tidak bisa disebut suatu epoche kultural karena
yang dicapainya hanya sekedar popularitas, bukan pemberian nilai tambah
yang memperkaya konsep beradanya manusia dalam lingkungan binaan
Arsitektural. hal ini ditandai dengan adanya beerapa diantara
karya-karya baru di Indonesia yang mencoba-coba menampilkan elemen
tradisional pada tempat-tempat tertentu di bangunannya, yang pasti
ditopang oleh dalih kontekstual, baik regional maupun lokal. Pada
dasarnya mereka lupa bahwa bukan seperti itu kontekstual yang
dibayangkan oleh para pencetus Arsitektur Post Modern, melainkan yang
komunikatif yang dikenal secara populer oleh warga masyarakat setempat.
Post Modern dan Alirannya
Ada enam aliran yang menjadi sumber terbentuknya langgam gaya arsitektur Post Modern yaitu:
1. Aliran histiricsm
2. Aliran straight revivalis
3. Aliran neo vernacular
4. Aliran urbanist yang memiliki dua ciri yaitu
a. ad hoc
b. kontekstual
5. Aliran methapor
6. Aliran post modern space
Penghargaan Arsitektur Pritzker
Penghargaan Arsitektur Pritzker adalah penghargaan tahunan yang
diberikan kepada arsitek yang masih hidup, dan telah memberikan
kontribusi bagi kemanusiaan dan lingkungan binaan melalui seni
arsitektur. Penghargaan diberikan sejak tahun 1979 oleh Hyatt Foundation
untuk menghormati pendiri jaringan hotel Hyatt, pengusaha Jay A.
Pritzker.
Penghargaan Pritzker dikelola oleh keluarga Pritzker yang banyak
bermurah hati membiayai berbagai kegiatan budaya dan ilmu pengetahuan.
Penghargaan yang pertama diberikan kepada Philip Johnson asal Amerika
Serikat. Setelah berlangsung beberapa tahun, Penghargaan Pritzker
mencapai status sebagai Penghargaan Nobel di bidang Arsitektur.
Pemberian penghargaan setiap tahunnya dilakukan di gedung-gedung dengan
rancangan arsitektur terkenal. Upacara penyerahan sekaligus peringatan
hari jadi ke-20 Penghargaan Pritzker dilangsungkan di Gedung Putih.
Namun 7 bulan setelah upacara tersebut, Jay A. Pritzker meninggal dunia
akibat serangan jantung pada tanggal 23 Januari 1999. Putra tertuanya,
Thomas J. Pritzker sekarang menjabat ketua The Hyatt Foundation.
Pemenang menerima hadiah uang sejumlah 100 ribu dolar AS. Selain hadiah
uang, pemenang mendapat medali perunggu yang didesain oleh bapak gedung
pencakar langit, Louis H. Sullivan. Pemenang juga mendapat jaminan
ketenaran sebagai arsitek kelas dunia, dan tawaran proyek dari berbagai
kontraktor.
TANGE
utzonport
Robert vektoria
Alfaru zizafotuc
Daftar pemenang:
1979 - Philip Johnson, Amerika Serikat ( 1906 - 2005 )
1980 - Luis Barragán, Meksiko ( 1902 - 1988 )
1981 - James Stirling, Britania Raya, ( 1924 - 1992 )
1982 - Kevin Roche, Amerika Serikat / Irlandia
1983 - Ieoh Ming Pei, Amerika Serikat ( Kelahiran RRT )
1984 - Richard Meier, Amerika Serikat
1985 - Hans Hollein, Austria
1986 - Gottfried Böhm, Jerman
1987 - Kenzo Tange, Jepang ( 1913-2005 )
1988 - Gordon Bunshaft, Amerika Serikat ( 1909 - 1990 )
dan Oscar Niemeyer, Brazil
1989 - Frank Gehry, Amerika Serikat ( Kelahiran Kanada )
1990 - Aldo Rossi, Italia ( 1931 - 1997 )
1991 - Robert Venturi, Amerika Serikat
1992 - Alvaro Siza, Portugal
1993 - Fumihiko Maki, Jepang
1994 - Christian de Portzamparc, Perancis
1995 - Tadao Ando, Jepang
1996 - Rafael Moneo, Spanyol
1997 - Sverre Fehn, Norwegia
1998 - Renzo Piano, Italia
1999 - Sir Norman Foster, Britania Raya
2000 - Rem Koolhaas, Belanda
2001 - Jacques Herzog and Pierre de Meuron, Swiss
2002 - Glenn Murcutt, Australia
2003 - Jørn Utzon, Denmark ( 1918 - 2008 )
2004 - Zaha Hadid, Irak dan Britania Raya
2005 - Thom Mayne, Amerika Serikat
2006 - Paulo Mendes da Rocha, Brazil
2007 - Richard Rogers, Britania Raya
2008 - Jean Nouvel, France
2009 - Peter Zumthor, Swiss
2010 - Kazuyo Sejima dan Ryue Nishizawa (SANAA), Jepang